Judul :
Semantik Teori dan Analisis
Pengarang : Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.,
Muhammad
Rohmadi, S.S, M. Hum.
Penerbit : Yuma Pustaka
Terbit : 2011
A. Elemen Bahasa
Elemen bahasa terdiri atas dua
macam, yakni elemen bentuk dan elemen makna. Bentuk adalah elemen fisik
tuturan, sedangkan makna adalah konsep abstrak pengalaman manusia, tetapi
bukanlah pengalaman orang per orang.
Bentuk kebahasaan memiliki hubungan
dengan konsepdalam pikiran manusia yang disebut makna (sens), dan konsep ini lazimnya berhubungan dengan sesuatu atau hal
yang ada di luar bahasa yang disebut referen (referent). Dikatakan lazimnya, karena tidak semua kata yang
memiliki makna memiliki referen. Bentuk bahasa berhubungan secara langsung
dengan konsep pikiran (makna). Selanjutnya, makna berhubungan langsung dengan
referan.
Makna berbeda dengan maksud dan
informasi, karena maksud dan informasi bersifat luar bahasa. Maksud adalah
elemen luar bahasa yang berasal dari pembicara, sedangkan informasi adalah
elemen luar bahasa yang bersumber dari isi tuturan.
B.
Jenis
Makna
Penggolongan makna dilihat dari sudut pandang
yang berbeda-beda. Adapun jenis-jenis makna itu adalah makna leksikal dan makna
gramatikal, makna denotatif dan makna konotatif, makna literal dan makna
figuratif, serta makna primer dan sekunder.
a. Makna
Leksikal dan Makna Gramatikal
Satuan atau unit semantik terkecil
di dalam bahasa disebut leksem. Leksem bersifat abstrak dan menjadi dasar
pembentukan kata. Contoh : kata membeli dan pembeli berasal dari leksem yang
sama yaitu beli. Makna beli dapat didefinisikan tanpa perlu merangkai dengan
unsur yang lain. Inilah yang disebut makna leksikal.Contoh dari makna
gramatikal adalah afiks se-, jika dirangkai dengan dunia maka akan memiliki
makna seluruh.
b.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna
sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah kata, sedangkan makna konotatif bukanlah
makna sebenarnya.
c.
Makna Literal dan Makna Figuratif
Makna literal adalah makna sebuah
bentuk kebahasaan yang belum mengalami perpindahan penerapan kepada referen
yang lain. Sedangkan makna figuratif adalah makna bentuk kebahasaan yang
menyimpang dari referennya.
d.
Makna Primer dan Makna Sekunder
Makna primer adalah makna satuan
kebahasaan yang dapat diidentifikasi tanpa bantuan konteks. Sedangkan makna
satuan kebahasaan yang hanya dapat diidentifikasi lewat konteks pemakaian
bahasa.
C. Hubungan Bentuk Dan Makna
Di dalam ilmu makna (semantik),
satuan-satuan kebahasaan memiliki hubungan bentuk dan makna dengan satuan
kebahasan yang lain. Selain itu, satuan-satuan kebahsaan dimungkinkan memiliki
berbagai makna.
a. Sinonimi
Sinonimi adalah hubungan atau
relasi persamaan makna.
b. Antonimi
Antonimi adalah perlawanan kata.
1. Antonimi
biner adalah perlawanan yang beranggotakan dua buah kata.
2. Antonimi
nonbiner adalah antonimi yang anggota-anggota pasangannya lebih dari dua.
3. Antonimi
bergradasi adalah perlawanan yang berjenjang atau bertingkat.
4. Antonimi
tak bergradasi adalah perlawanan yang tak bertingkat atau tak berjenjang.
5. Antonimi
orthogonal adalah perlawanan yang oposisinya tidak bersifat diametrik.
6. Antonimi
antipodal adalah perlawanan makna yang oposisinya bersifat diametrik.
7. Antonimi
direksional adalah perlawanan makna yang oposisinya ditentukan berdasarkan
gerak menjauhi dan mendekati suatu tempat.
8. Antonimi
relasional adalah perlawanan yang oposisinya bersifat kebalikan.
c. Polisemi
Polisemi adalah sebuah bentuk
kebahasaan yang memiliki berbagai macam makna. Munculnya polisemi didasari
beberapa faktor yaitu :
1. Pergeseran
pemakaian.
2. Spesialisasi
dalam lingkungan sosial.
3. Bahasa
figuratif.
4. Penafsiran
kembali pasangan berhomonim.
5. Pengaruh
bahasa asing.
d. Homonimi
Homonimi adalah dua kata atau lebih
yang secara kebetulan memiliki pola bunyi yang sama. Sebab terjadinya hominimi
adalah adanya proses afiksasi, masuknya kata-kata baru ke dalam kosakata bahasa
Indonesia, adanya proses penyingkatan dan pengakroniman, dan adanya berbagai
gejala bahasa.
e. Hiponimi
Hiponimi adalah hubungan semantik
antara makna spesifik dan makna generik,
atau antara anggota taksonomi dengan nama taksonomi.
f. Metonimia
Sebuah kata memiliki hubuungan
asosiatif dengan kata lain. Ada pun hubungan tersebut antara lainadalah
hubungan spasial, temporal, logikal, sebagian-keseluruhan.
D. Perubahan Makna
Elemen bahasa yang mudah berubah
disebut bersifat terbuka, sedangkan yang sukar diubah disebut bersifat
tertutup. Secara sederhana, perubahan makna kata di dalam suatu bahasa dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yakni perubahan meluas, perubahan menyempit,
perubahan makna membaik, dan perubahan makna memburuk.
0 komentar:
Posting Komentar